TIMES TALIABU, MALANG – Di atas kanvas putih polos, sepasang tangan kecil milik siswi kelas 5 SD di Kota Malang melukis pesawat dengan tambahan pramugari dengan kostum biru langit sedang tersenyum ke arahnya.
“Aku pengen banget jadi pramugari biar bisa bahagikan orang tua,” ujar Indy Ma’rifah Azzahra, siswi di Sanggar Belajar Bersama (S2B) dengan senyum malu-malu.
Melalui lukisan sederhana, peserta SAN Memori menggantungkan harapan tentang masa depan mereka.
Tidak semua generasi di Indonesia mempunyai akses Pendidikan yang layak secara merata. Sebagai komunitas yang fokus pada dunia anak, Senyum Anak Nusantara (SAN) Chapter Malang berkomitmen menawarkan kegiatan Pendidikan nonformal yang seru dan berdampak positif.
Pentingnya Pendidikan Nonformal
Komunitas SAN Malang tidak hanya hadir sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teman tumbuh untuk generasi di wilayah yang kurang terfalisitasi.
“Pendidikan nonformal jujur penting karena kami ingin menjangkau mereka dengan cara yang lebih fleksibel dan menyenangkan,” jelas Atha Ghina Sinatrya, Steering Comitte kegiatan SAN Memori.
Ia menambahkan bahwa komunitas SAN percaya bahwa Pendidikan tidak hanya tentang teori di buku LKS tetapi juga tentang bagaimana berhasil menciptakan ruang aman untuk belajar. Sebuah lingkungan di mana anak-anak merasa dihargai dan bebas berekspresi tanpa ragu.
Tim relawan SAN Malang juga menggunakan pendekatan emosional dengan anak-anak agar interaksi yang terjadi tidak bersifat satu arah. Sehingga hal ini menumbuhkan antusiasme anak-anak dalam mengikuti materi.
Achmad Roychanul Arifin, sebagai Pemateri mengaku bahwa metode ini menjadi penyemangat tersendiri bagi para relawan.“Bersyukur banget karena anak-anak sangat menerima dan semangat menjawab pertanyaan satu per satu. Mereka ramah juga dan bikin suasana makin hangat.” ujarnya, Sabtu (19/7/2025).
Metode Belajar yang Menyenangkan
Proses pelaksanaan program seperti SAN Memori dimulai dari penyampaian materi tentang profesi kemudian dirang dengan kreatif yakni sambil bermain game.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan menggunakan metode belajar sambil have fun, yang memadukan pembelajaran dengan seni melukis.
Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari pihak SAN Malang kepada pengurus Sanggar Belajar Bersama (S2B) sebagai bentuk kolaborasi dan terima kasih atas dedikasinya mendukung program ini.
SAN Malang berhasil membuktikan bahwa Pendidikan nonformal dapat menjadi penghubung untuk mengenalkan nilai-nilai kehidupan, memperkuat karakter, dan membangun masa depan generasi muda dengan banyak mimpi yang terus tumbuh dengan layak. (*)
Pewarta: Afanin Rushafah
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bermain, Belajar dan Didengarkan: Filosofi Pendidikan ala Komunitas SAN Malang
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Ronny Wicaksono |