TIMES TALIABU, CIREBON – Museum Topeng Cirebon mengalami transformasi besar dengan penambahan 488 koleksi baru yang diperoleh bertepatan dengan peringatan satu tahun berdirinya. Pengelolaan museum di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon ini menyuntikkan energi baru bagi dunia pariwisata dan budaya di Jawa Barat.

Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, mengungkapkan bahwa koleksi baru ini merupakan hibah berharga dari keluarga almarhum Haji Iman Taufik, seorang tokoh masyarakat setempat.

"Koleksi baru ini terdiri dari topeng Cirebon, topeng Nusantara, hingga topeng internasional. Ada juga wayang cepak yang sudah ditata di ruang pamer," katanya, Rabu (10/9/2025).

Tambahan spektakuler ini melonjakkan total koleksi museum dari yang sebelumnya hanya 133 item menjadi lebih dari 600 benda. Ini merupakan pencapaian signifikan yang terjadi sejak museum dibuka pada tahun 2024.

Agus meyakini bahwa penambahan ini tidak hanya memperkaya khazanah museum tetapi juga menjadi daya tarik wisata baru yang powerful bagi masyarakat yang ingin mendalami seni dan budaya topeng.

Ekspansi tidak hanya terjadi pada koleksi. Dalam rangka ulang tahun pertamanya, museum juga melakukan pengembangan area pameran. Awalnya hanya menempati sayap kiri Gedung Balaikota Cirebon, kini museum telah memperluasnya dengan memanfaatkan sebagian ruang lain di gedung yang sama.

Bahkan, Wali Kota Cirebon memberikan sinyal kuat bahwa seluruh area Balaikota berpotensi dialihfungsikan menjadi museum untuk mengoptimalkan fungsi edukasi dan pelestarian budaya.

Meski begitu, Agus mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah dalam tata kelola museum, seperti perbaikan fasilitas pendingin ruangan, pencahayaan, dan yang paling krusial adalah penyusunan narasi untuk setiap koleksi.

"Narasi untuk menjelaskan setiap topeng dan koleksi lainnya akan kami lengkapi dalam satu sampai dua bulan ke depan agar lebih informatif," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Disbudpar Kota Cirebon juga menjalin sinergi strategis dengan menandatangani kerja sama dengan PT Pelindo. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan wisata bahari di sekitar pelabuhan, mengangkat potensi heritage, perahu, dan berbagai kegiatan budaya maritim yang dimiliki kota tersebut.

"Kerja sama ini membuka peluang pemanfaatan aset Pelindo untuk kegiatan wisata," pungkas Agus, menutup pernyataannya.